di antara dua lubang hidung
Rakyat tetap hormat pada para pemimpin. Tidak
mempersoalkan hakikat baik atau buruk, benar
atau salah, bagus atau jelek, betul atau keliru. Memang risiko salah pilih atau
kalah pilihan. Adat Jawa dengan guyon
parikeno. Menyindir dengan gaya gegojègan dan
dialog panggung, yang disindir malah bangga.
Batasan waktu jelang tengah hari. Antara menunggu waktu
dan memanfaatkan sisa waktu. Bahasa bumi,
bahasa manusia tidak mampu menterjemahkan kata hati. Kian ambil nafas panjang,
tanda gelisah diri. Perenungan kian fokus ke ajakan bersegera ke masjid.
Kendati lokasi masjid terjangkau dengan langkah kaki. Tetap jangan lengah dan
santai.
memandang rendah ujung hidung sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar