bursa éfék kaping pitu, pamér bégo vs pamér égo
5/30/2018 4:45
PM. Tayangan dilema kursi goyang, perilaku pamer vs pamer perilaku, terasa masih renyah. Lema ‘goyang’
belum bisa dibakukan, karena bersifat dinamis. Rawan-rentan-riskan, peduli, peka,
sensiti, tanggap. Sedikit goyangan, dampak, efeknya susah diprediksi. Bisa balik
adab rencana.
Stres akibat tidak mampu
membanggakan diri, membanggakan orang lain atau sebaliknya tidak ada pihak lain
yang membanggakan dirinya. Terlihat konyol, acap berperilaku aneh dan tidak menyadari
bahwa dirinya sedang pamer kurang diri. Sebab karena pengaruh hormon.
Tidak pakai tunjuk jidat siapa dia. Tak
perlu pakai sampel, contoh, bukti karena lebih banyak fakta nyata di tempat
kejadian perkara yang belum diputus. Kebutuhan dasar manusia akan rasa bangga
diri, perlu dukungan orang lain, lingkungan. Perlu sarana penyaluran.
Ulah tindak akibat kinerja otak. Ketika
manusia memasuki sesuatu beririsan dengtan sisi psikologisnya, otaknya bersegera
secara reflek beranalisa pikir. Mencari jawaban, bukan penyebab. Menjadikan pola pikir ini sebagai pertimbangan
dalam menentukan langkah aman. Sehingga muncul aneka tindakan manusia,
spontan atau terencana. Ikhwal ini dalam kendali otak manusia.
Akhirnya modus politik penguasa menimbulkan
alérgi, antipati, apriori, apatis bagi pihak tidak hanya koalisi parpol
pendukung pemerintah. Pemerintah acap mati langkah, salah langkah serta asal gebrak. Dua tahun terakhir 2019-2024
semangkin kebakaran jenggot, gerah diri, kèder dan salah tingkah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar