Halaman

Kamis, 11 Agustus 2022

politik santun negara, butuh santunan, sawèran, jumputan

politik santun negara, butuh santunan, sawèran, jumputan 

Pernahan pernah terjadi  “santun tidak santun, generasi pendengung politik perlu santunan”.  Date modified  5/25/2021 10:11 AM. Lema, kata  ‘santun’  jarang muncul.  Hebatnya, ini judul selaku judul ke dua  yang  terapkan kata  ‘santun’.

Degenerasi budaya politik luhur, meluncur bebas ke segala penjuru. Hanya bencana politik yang mampu menjawab tumpukan dosa politik subversi nusantara. Relawan politik digital berbayar atau sistem barter jabatan, menjadi sumbangsih utama penentu indeks kesantunan manusia pribumi. Indikator negatif mendominasi hasil survei. Mulai tingkat ringan sampar gegar negara.

Panggung pentas hiburan berbasis syahwat, saraf plus sistematis. Selaku titik temu, ajang tarik ulur mutipihak beda kepentingan, sama-sama penyuka “hiburan” aneka bentuk. Tawar-menawar di bawah sarung atau pasang tarif “suka ambil, tidak suka diam”. Nilai tawar pemanggung tergantung nilai  tawar, skenario, konspirasi antar dalang atur lakon dan tunjuk pelakon.

Nomor sepatu, masih ada kejelasan, tidak pakai varian, subvarian apalagi versi, subversi. Ukuran busana tidak identik dengan umur, usia si calon pengguna. Porsi menu antar balita tergantung kapasitas perut. Pola meja makan menjadi faktor penentu perjalanan hidup manusia. Urut lahir tidak ada kaitan, ikatan rumus hidup ybs. Kendati bisa dirumuskan. Soal kalah umur, kalah awu menjadi patokan ringan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar