berani untuk tidak berani
Jalan
kaki di jalur pejalan kaki, trotoar, pedestrian. Tidak serta merta aman, nyaman
dan bebas hambatan. Terlebih infrastruktur jalan dibangun setelah kawasan terbangun.
Mirip dengan asal muasal gang senggol.
Begitulah kehidupan manusia
di dunia. Sudah dirancang dengan rinci,
njelimet, seksama. Fakta tak terduga, esensial malah muncul belakangan. Kendati
tidak muncul di skala prioritas, tapi sudah diantisipasi
secara proaktif. Karenja sifatnya asumsi, spekulatif lihat nanti saja. Menyita energi
yang pas-pasan.
Selaku umat-Nya seolah kita
lebih pilih diam. Justru saat dalam kediaman itu, muncul peta jalan yang harus
kita lalui. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar