Halaman

Kamis, 25 Agustus 2022

berani untuk tidak berani

berani untuk tidak berani 

Jalan kaki di jalur pejalan kaki, trotoar, pedestrian. Tidak serta merta aman, nyaman dan bebas hambatan. Terlebih infrastruktur jalan dibangun setelah kawasan terbangun. Mirip dengan asal muasal  gang senggol.

Begitulah kehidupan manusia di dunia.  Sudah dirancang dengan rinci, njelimet, seksama. Fakta tak terduga, esensial malah muncul belakangan. Kendati tidak muncul di skala prioritas, tapi sudah diantisipasi secara proaktif. Karenja sifatnya asumsi, spekulatif lihat nanti saja. Menyita energi yang pas-pasan.

Selaku umat-Nya seolah kita lebih pilih diam. Justru saat dalam kediaman itu, muncul peta jalan yang harus kita lalui. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar