ki pengayom, ngakèhi+ngabèhi+nganèh-anèhi
Rumangsa mélu handarbéni negara dadi alat negara. Pelampau batas wewenang, aksi loncat peringkat
ke sewenang-wenang. Bahasa gaulnya adalah rumongso
melu handuwéni. Akan lebih kena, cocok, pas di hati.
Dimaksudkan dengan ungkapan filosofi Jawa ‘gedhé rumangsa’. Bergser sedikit ke makna rumongso biso. “pegang kuasa vs hak wenang”, judul tersimpan
di laptop pribadi 2/9/2020 10:03 PM.
Bahasa hukum. Pemirsa sudah paham bagaimana penggunaannya. Lebih banyak
ihkwal tersirat ketimbang yang tersurat. Bukan masalah bisa, bebas tafsir atau
multitafsir. Hukum yang benar, betul, baik, bagus bersifat dinamis, fleksibel
dan kompromistis.
Kilas balik dari jarak dekat. Bermula pasal bebas pemeliharaan “rekening gendut”,
uang titipan plus.
Bahasa hukum identik dengan penampilan permainan cantik. Soal hasil akhir,
tidak perlu risau. Tanggung jawab masing-masing pihak. Sebutan pasal karet,
pasal siluman bukti ringan bahwasanya jangan
abaikan proses pembentukan undang-undang. Wajar jika manusia menjadi budak
dari pemikiran dan atau produk kemajuan zaman buatan sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar