Halaman

Sabtu, 13 Agustus 2022

ki pengayom, ngakèhi+ngabèhi+nganèh-anèhi

ki pengayom, ngakèhi+ngabèhi+nganèh-anèhi 

Rumangsa mélu handarbéni negara dadi alat negara. Pelampau batas wewenang, aksi loncat peringkat ke sewenang-wenang. Bahasa gaulnya adalah rumongso melu handuwéni. Akan lebih kena, cocok, pas di hati. Dimaksudkan dengan ungkapan filosofi Jawa ‘gedhé rumangsa’. Bergser sedikit ke makna rumongso biso.  pegang kuasa vs hak wenang”, judul tersimpan di laptop pribadi 2/9/2020 10:03 PM.

Bahasa hukum. Pemirsa sudah paham bagaimana penggunaannya. Lebih banyak ihkwal tersirat ketimbang yang tersurat. Bukan masalah bisa, bebas tafsir atau multitafsir. Hukum yang benar, betul, baik, bagus bersifat dinamis, fleksibel dan kompromistis.

Kilas balik dari jarak dekat. Bermula pasal bebas pemeliharaan “rekening gendut”, uang titipan plus.

Bahasa hukum identik dengan penampilan permainan cantik. Soal hasil akhir, tidak perlu risau. Tanggung jawab masing-masing pihak. Sebutan pasal karet, pasal siluman bukti ringan bahwasanya jangan abaikan proses pembentukan undang-undang. Wajar jika manusia menjadi budak dari pemikiran dan atau produk kemajuan zaman buatan sendiri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar