informasi kriminal politik terkini, sedang pendataan
Kaum emak-emak pemirsa
aktif tayangan berita kriminal,
berdampak pada tingkat kecemasan. Terbayang jika korban adalah anak-anak
mereka. Informasi yang disajikan mencakup tiga pendekatan utama statistik
kriminal, yaitu pendekatan pelaku;
pendekatan korban; dan pendakatan kewilayahan.
Penyebab terjadinya tindak
kriminal atau tindak kejahatan adalah pertentangan dan persaingan kebudayaan,
perbedaan ideologi politik. Jumlah kejadian kejahatan atau tindak
kriminalitas tergantung. Rasa aman merupakan variabel yang sangat luas karena
mencakup berbagai aspek dan dimensi, mulai dari dimensi politik, hukum, pertahanan,
keamanan, sosial, dan ekonomi
Indikator yang biasa
digunakan untuk mengukur kejahatan adalah angka jumlah kejahatan (crime total),
angka kejahatan per 100.000 penduduk (crime rate), dan selang waktu
terjadinya suatu tindak kejahatan (crime clock). Jajaran satreskrim
Polres melakukan pendataan terhadap kelompok geng motor dan juga para remaja
yang pernah terlibat tawuran antar kampung.
Asisten
Deputi Bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings
menyoroti maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi selama pandemi.
“Berdasarkan data SIMFONI PPA, pada 1 Januari 20020–19 Juni 2020 telah
terjadi 3.087 kasus kekerasan terhadap anak, diantaranya 852 kekerasan
fisik, 768 psikis, dan 1.848 kasus kekerasan seksual, angka ini tergolong
tinggi. Oleh karena itu dalam menghadapi new normal ini, kita harus
pastikan angka ini tidak bertambah lagi dengan melakukan upaya pencegahan yang
mengacu pada protokol penanganan anak korban kekerasan dalam situasi pandemi
Covid-19,” jelas Valentina. (sumber: https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2738/angka-kekerasan-terhadap-anak-tinggi-di-masa-pandemi-kemen-pppa-sosialisasikan-protokol-perlindungan-anak)
Jadi, kriminal politik berjelasan dengan
target dari kejadian kejahatan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar