Halaman

Minggu, 10 Oktober 2021

tanggung gugat demokrasi vs tanggung gigit kursi

 tanggung gugat demokrasi vs tanggung gigit kursi

 Cerdas ideologi generasi adab reformasi atau pemilih pemula akhir pemilu Orde Baru 1997, sepertinya mudah terprovokasi jiwa sendiri. Gelar akademis tidak identik dengan kedewasaan membaca peta politik. Mereka punya idola, walau idola semu. Tak tahu kenapa mengidolakannya. Mungkin salah makan atau telan obat yang sudah kedaluwarsa. Sisa injeksi politik Orde Baru plus paham nasakom Orde Lama, menitis.

 Menjalani kehidupan normal, normatif sebagai anak bangsa bumiputra, pribumi nusantara berkebangsaan, bukannya akan mulus-mulus lurus. Ada saja paket halang rintang yang muncul dadakan. Hari ini promo politik terakhir, besok lebih parah atau lebih menjanjikan. Manusia ekonomi multinasional, semiglobal tak mau ambil pusing sendiri. Propanda, promosi, provokasi demi jalannya usaha lima tahun ke depan tetap mulus. Inilah pertarungan politik sejatinya.

   Sekarang. Wong cilik, rakyat tapak tanah trenyuh melihat tingkah laku insan politik. Adab yang ditampilkan, mulai tingkatan ora ilok, ora ilok tenan, ora ilok banget sampai blas ora ono iloké. Pakai hukum rimba politik nusantara. Konon, olah kasus pemilu serentak 2019, menemukan temuan fakta bahwa secara umum, terdapat dua (dua) kasus besar, berupa politik uang (bagian integral dari biaya politik) kemudian disusul kesalahan adminstrasi secara TSM (terstruktur, sistematis, masif) berwujud manipulasi suara dalam pola pergeseran/pengelembungan suara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar