Bagai wong Jawa yang masih njawani. Di dapur tersedia gula Jawa untuk pemanis sayur-mayur maupun wedang jahe keprek. Tiang Jawi beda lokasi menjadi beda adat, khususnya ada budaya non-benda bersebut Pacu Jawi. Lebih daripada itu, sevokal-vokalnya manusia Jawa, jika sudah dipangku. Langsung cep-kelakep. Seperti orong-orong kepidak, makanya, banyak anjing tanah muncul tanpa suara, tanpa kinerja. Pasang wajah.
Singkat kata, rumpun bangsa Jawa paham bulat dengan makna angka “7”. Dikaitkan dengan mitos atau nalar sesuai periwayatan. Tidak ada yang salah hanya keliru tafsir. Maksudnya, protokol politik menjadi panglima segala urusan dinas, untuk negara. demi segelintir Oknum anak bangsa. Macam luput babi nyasar panjatan. Dibilang céléng meléng. Beda kebaktian.
Pangku bumi alias sukabumi. Tunggu perwartaan
yang akan lewat begitu saja. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar