merasa paling malas, cepat angkat pantat
Kejadian awal malah menjadi kabur, samar. Skala regional ASEAN pernah lomba paling malas antar negara anggota. Babak final tiap negara diwakili 2 (dua) peserta sesuai gender yang ada. NKRI entah diwakili siapa. Lebih daripada itu, apakah ada seleksi kategori “manusia paling malas”. Atau cukup tunjuk sepasang dari tiap provinsi.
Kapan seleksi subversi nusantara. Pokoknya sudah tersedia sepasang pemalas. Aneh binti nyleneh, tampang pewakil bukan mirip pemalas, lelet, letoy. Model sigrak, sigap gizi penuh. Cuma gaya bahasa tubuh, tidak mewakili sosok berisi. Tapi tidak mirip artis LGBT.
Singkat kategori. Ada penentuan juara sub kategori. Sekedar pengisi acara, agar pas final jadi heboh. Padahal pemerataan hadiah agar ikatan emosi antar se-ASEAN tetap bergulir. Saking banyaknya, tapi bikin bangga pemilik nama yang disebut, dipanggil.
Langsung babak final tanpa penyisihan. Panitia juri lomba cuma ajukan satu pertanyaan, sesuai judul. Sampai lomba selesai, bubar dan gedung tutup. Peserta wakil negara Pancasila masih betah bercengkerama, sambil memeluk piala supremasi bukti. Tunggu pagi waktu pulang malam. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar