Halaman

Selasa, 12 Oktober 2021

betah nangkring nongkrong lupa kaki sendiri

 betah nangkring nongkrong lupa kaki sendiri

 Gaya duduk lesehan sambil jégang seolah merakyat. Soal ora ilok, jangan ditiru. Sarungan plus ahli hisap. Tak peduli lingkungan ada perokok pasif jadi korban secara masif. Suara sumbang mengimbangi substansi, redaksi ujaran bebas kontrol diri. Asal bunyi dan menjadi pusat perhatian.

 Kerumunan warga tahlilan, punya riwayat tersendiri. Niat ikut baca surah Yasin, pilih duduk bareng ustadz pemimpin doa.  Sisanya, merasa hafal, cukup duduk bersama sesama, di teras atau jalanan bawah tenda. Itu di hari pertama. Hari berikutnya, bentuk komunitas jaga sandal, ajang silaturahmi. Siapa berbuat apa, mau apa berlaku otomatis. Tidak pakai penunjukkan. Sudah diketahui kemuliaan ybs.

 Pasal sebut gaya duduk pada peruntukkan martabat negara. Bergaya dinamis, bebas norma, suka-suka ybs. Duduk salah, blusukan keliru. Beda jika pasang badan di baliho, bak nista diri abadi. Rakyat kian paham. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar