Halaman

Kamis, 14 Oktober 2021

Loyalis jokowi Cenderung Alih Pilih ke Sosok

 Loyalis jokowi Cenderung Alih Pilih ke Sosok

Sulit dipungkiri bahwasanya gaya kemelayu-melayuan menentukan pilihan pemilih jokowi di 2014 dan atau 2019. Faktor timbangan ikutan layak dilacak. Hasil sidik, selidik malah kuak fakta:

FILM KARTON

Sekarang disebut animasi, mungkin. Macam infografis selain data foto. Tepat patuh pemilih terkontaminasi serial “kucing dan tikus”. Begitu kucing masuk kota, tahu nikmat duduk di kursi. Hilang karakter anti-tikus. Tikus di film karton, tampak menangan. Penuh gaya, gesit dan bisa main di mana saja. Jadi pemilih lebih pilih sosok non-hero. Merasa terwakili. Lucu-lucuan.

 LUWES NJAWANI

Tak pakai gumunan nganti kaget tenan. Makanya tikus berdasi menjadi jaya diraja selama dua periode RI-1 ketujuh. Tidak perlu sebut nama, partai politik pengusung. Tikus got naik ke loteng rumah gedong. Apa maunya. Konflik kepala daerah melawan wakil rakyat, lebih didominasi kepentingan politik lima tahunan. Suara vokal wakil  rakyat agar bisa lanjut ke periode kedua. Sekali preman malah ada prewoman.

 KENUSANTARAAN

Wajar binti nalar, jika galian rumus perasan dasar negara tidak cocok diterapkan pada asas bernegara. Lucu tenan, Semakin dirumuskan malah membangkitkan lembaga penerangan. Proaktif terhadap modus penggelapan uang negara. Argo daya juang  politisi sipil maupun mantan alat negara, identik arus mata uang apa saja. Memanfaatkan celah pasal itulah cara aman teraman. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar