Halaman

Minggu, 03 Oktober 2021

lembaga super bodi vs madam crack persatuan nusantara

lembaga super bodi vs madam crack persatuan nusantara

 Jangan lupa bahwasanya judul fokus pada kata, lema ‘retak’.  Retak rambut, retak buaya . . . tanah retak di musim kemarau. Retak, rekat, kerat menjadi fungsi praktik politik praktis ateis. Sesuai judul saja jangan luber melebar tanpa kendali mutu. Apakah tiap presiden punya karya pe-retak-an. Atau ada indikasi potensial pelaku utama karena jabatan. Selaku pemacu pemicu liwat kaki-tangan. modus pe-retak-an bisa cara alus atau alusan.

 Jauh beda dengn fakta sejarah nasional. BJ Habibie dan Adab Berpolitik. “Bukan hanya meletakkan dasar tradisi keilmuan dan pengembangan teknologi yang kokoh, BJ Habibie juga mengajarkan banyak tentang adab berpolitik.  . . . “ (“Terima Kasih Habibie”, Republika, Kamis 12 September 2019)

 Justru karena daya politik, cerdas ideologi yang mampu melepaskan diri dari zonasi atau sangkar emas semu. Masuk laga dunia dengan modal iptek plus imtaq. Karier politik tak wajib jadi ketua umum maupun kader warisan kursi. Sebutan dimaksud juga bukan dari antek lokal, bolo dupak, loyalis klimis, atau gelar kehormatan, gelar tempelan.

 Sekedar peman(t)asan diri, ingat judul jadul gelaran “mégaretak vs mr.crack”, date modified 9/14/2019 7:09 AM. 

Konstruksi bernegara multipartai, berdasarkan aspek daya dukung, daya pikul, daya sebar, daya tebar beban negara akibat tekanan multipihak. Secara struktur teknis, diisyaratkan ikuti syarat tersurat. Umur teknis partai politik mampu membagi rata beban negara sampai ke parpol gurem. Terwujud dengan mengamalkan sila-sila dasar negara yang hanya lima. Kepedulian sosial sebagai mitigasi bencana politik berkelanjutan, berlapis. Meminimlisasi efek deformasi akibat beda haluan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar