resap-serap-terap potensi diri sesuai tapak kaki
Naik moda angkutan umum, macam angkot, naik gratis turun bayar. Mau tak mau, selama masih berada di dalam berlaku kearifan lokal. Ikut protokol keselamatan penumpang di tangan kebijakan sopir. Kendati tindak kewenangan sopir jauh dari profil arif. Belum balik modal kian beringas, kalah penguasa.
Efektivitas negara multipilot, penumpang wajib pandai-pandai dudukkan pantat. Gara-gara salah letak bisa terkena pasal menambah hina penguasa. Doeloe, sopir sisihkan uang harian sehari untuk petugas agar selamat selama di jalan daerah. Daerah atau rute basah, banyak penyedia jasa merasa berjasa. Kerja seminggu, hasil untuk upeti, kutipan, uang aman.
Situasi dan kondisi nasional tidak sekedar akumulasi “drama jalan daerah”. Tidak serta merta klas nasional kelipatan tarif daerah. Distribusi kursi multipartai pakai lelang bebas. Kuat-kuatan “wani piro”. Bandar politik paham peta politik nusantara. Paham mana yang cepat balik modal, mana yang luwes apes asal dapat kursi.
Manusia Indonesia banyak belajar vs belajar banyak dari kasus hitung mundur laga 2024. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar