Halaman

Kamis, 03 November 2016

menu kebangsaan hari ini tanpa citra rasa persatuan



menu kebangsaan hari ini tanpa citra rasa persatuan

Judul sekaligus tema di atas hanya berlaku hari ini. Hari esok masih banyak menu pilihan menanti. Atau menjelang pukul 24:00 terjadi perubahan drastis menu kebangsaan. Besok, kata ki dalang Sabdopawon, akan terjadi peristiwa, kejadian, perkara yang susah diprediksi. Semua pihak merasa berkepentingan akan esok hari. Jadi, hari ini mereka akan tampil eksis habis-habisan. Siapa tahu esok hari tidak kebagian matahari.

Hari ini masih ada basa-basi versi media massa. Besok, siapa melawan siapa, menjadi bahan utama pergunjingan hari ini. Tidak ada rasa risi, rasa sungkan dari sang pembawa acara,  sang pengulas berita. Mencampuradukkan menu ucapan kebencian diramu jadi satu dengan ucap penistaan agama.  Namanya Kepala Negara, Presiden atau sebutan lainnya sudah bukan yang secara konstitusional menjadi terhormat, bermartabat. Bahkan oleh pembantu presiden, jabatan kepala negara dsamaratakan sebagai petugas partai.

Adegan di jalanan sampai babakan kehidupan penyelenggara negara, ditampilkan nyaris tidak ada bedanya. Naluri,insting, intuisi, firasat, kata hati, nurani anak bangsa untuk bertata karma sesuai asas selamatkan diri dan muka masing-masing menjadikan apapun layak dilakukan. Apapaun pantas dikerjakan. Apapun patut dilaksanakan. Rumus, resep kehidupan apapun wajar dipraktikkan, daripada dipendam malah membiakkan dendam politik.

Jangankan wong cilik kawan, ujar selingan ki dalang Sobopawon, lha wong komandannya wong cilik saja juga tidak tahu apa saja yang telah dilakukannya hari ini. Opo tumon. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar