Halaman

Sabtu, 12 November 2016

dikotomi Jokowi pasca 411, menampakkan jati diri vs mencampakkan citra diri



dikotomi Jokowi pasca 411, menampakkan jati diri vs mencampakkan citra diri

Adam dan Hawa menjadi korban pertama bujuk dan tipu daya setan, sehingga menjadi penghuni dunia sampai hari akhir atau kiamat. Kejadian ini dijelaskan mengacu terjemahan [QS Al A'raaf (7) : 24] :Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan." Lihat juga [QS Al Baqarah (2) : 36].

Menafsirkan frasa “sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang laintergantung sudut pandang si pengamat. Bukan sekedar bersifat dinamis, aktual dan faktual sampai sekarang. Ambiguitas atau kemaknagandaan  kepala negara yang identik dengan umara (adalah Bapak bagi masyarakat atau rakyatnya), pemimpin umat menjadikan jiwa ‘pemersatu bangsa’ mengalami fluktuasi.

Sangat mudah ditebak, para, saat dan pasca aksi damai bela Islam, jum’at 4 Nopember 2016, Jokowi melakukan aksi pembuktian terbalik. Mulai urungkan niat blusukan ke negara Australia sampai aksi main sambang, main undang pihak tertentu ke kandang presiden. Jokowi melakukan aksi nglurug tanpa bala sesuai versinya. Akankah Jokowi sebagai wong Jawa, bak mesin disel, panasnya lama baru garang.

Ironisnya, Joko Widodo dengan sadar memposisikan dirinya sebagai pihak yang tepuk tangan terakhir. Menandakan kemenangan atas lawan politik. Jika ini terjadi, betapa jokowi sudah terkontaminasi hidup-hidup oleh ajaran dendam politik dari parpol utama pengusung dan pendukungnya. Partainya wong cilik, yang sarat dengan akal politik licik.[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar