Halaman

Kamis, 17 November 2016

Efek domino nawacita dan trisakti, kereta tak berkuda vs parpol tak berideologi



Efek domino nawacita dan trisakti, kereta tak berkuda vs parpol tak berideologi

Begini beritanya, pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak untuk memilih gubernur, bupati, dan wali kota gelombang pertama akan dilakukan pada Desember 2015 untuk kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada 2015 serta pada semester pertama 2016.

Pilkada serentak gelombang kedua akan dilaksanakan pada Februari 2017 untuk kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada semester kedua 2016 dan kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada 2017.

Pilkada serentak gelombang ketiga akan dilaksanakan pada Juni 2018 untuk kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada 2018 dan 2019.

Memang ada yang aneh kawan dengan cuplikan berita di atas?

Betul, tahun 2019 akan ada pemilu legislatif dan pilpres.

Jujur saja kawan, berbagai rangkaian keanehan akan kita saksikan sampai pesta demokrasi 2019. Pilkada gelombang kedua dan gelombang ketiga, cuma ada dua kejadian yang bertolak belakang. Yaitu akan ada pilkada yang diundur serta sekaligus akan ada pilkada yang diajukan. Biar ini porsi ahlinya untuk berkomentar.

Akankah parpol siap dengan kadernya untuk berlaga di pilkada serentak yang diajukan dan diundurkan. Ada kabar aneh, salah satu oknum ketua umum parpol, terpaksa turun gunung ikut menjajakan kadernya.

Sejauh mata memandang, belum ada keluhan, komplain atau pro dan kontra dari parpol yang berpengalaman ikut pilkada. Praktis s.d pesta demokrasi nasional 2019, para parpol harus kerja ekstra keras. Bisa-bisa bisa akan kehabisan enerji di tengah jalan. Karena sasaran tembaknya adalah 2019. Atau karena stok kadernya terbatas, paceklik kader atau malah tekor, bisa banting harga.

Dugaan awam, pasti sudah ada konflik internal di tubuh parpol. Pilkada serentak membuat peta politik mereka menjadi liar. Kader atau anggota yang merasa layak atau kontribusinya selama ini jauh di atas rata-rata, tentu tidak tinggal diam. Kalkulasi politik sudah di jalur cepat. Sudah saatnya balas jasa, balas budi dari kebijakan partai yang berpihak pada mereka. Apa arti sudah “membesarkan partai, menghidupi partai” cuma dapat ucapan (balasan) terima kasih atas segala pengorbannya. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar