Efek domino nawacita dan trisakti, kereta tak berkuda vs parpol tak
berideologi
Begini beritanya,
pemilihan
kepala daerah (pilkada) serentak untuk memilih gubernur, bupati, dan wali kota gelombang
pertama akan dilakukan pada Desember 2015 untuk kepala daerah yang masa
jabatannya berakhir pada 2015 serta pada semester pertama 2016.
Pilkada serentak gelombang kedua
akan dilaksanakan pada Februari 2017 untuk kepala daerah yang masa jabatannya
berakhir pada semester kedua 2016 dan kepala daerah yang masa jabatannya
berakhir pada 2017.
Pilkada serentak gelombang ketiga
akan dilaksanakan pada Juni 2018 untuk kepala daerah yang masa jabatannya
berakhir pada 2018 dan 2019.
Memang ada yang aneh kawan dengan
cuplikan berita di atas?
Betul, tahun 2019 akan ada pemilu legislatif
dan pilpres.
Jujur saja kawan, berbagai rangkaian
keanehan akan kita saksikan sampai pesta demokrasi 2019. Pilkada gelombang
kedua dan gelombang ketiga, cuma ada dua kejadian yang bertolak belakang. Yaitu
akan ada pilkada yang diundur serta sekaligus akan ada pilkada yang diajukan. Biar
ini porsi ahlinya untuk berkomentar.
Akankah parpol siap dengan kadernya
untuk berlaga di pilkada serentak yang diajukan dan diundurkan. Ada kabar aneh,
salah satu oknum ketua umum parpol, terpaksa turun gunung ikut menjajakan
kadernya.
Sejauh mata memandang, belum ada
keluhan, komplain atau pro dan kontra dari parpol yang berpengalaman ikut
pilkada. Praktis s.d pesta demokrasi nasional 2019, para parpol harus kerja
ekstra keras. Bisa-bisa bisa akan kehabisan enerji di tengah jalan. Karena sasaran
tembaknya adalah 2019. Atau karena stok kadernya terbatas, paceklik kader atau
malah tekor, bisa banting harga.
Dugaan awam, pasti sudah ada konflik
internal di tubuh parpol. Pilkada serentak membuat peta politik mereka menjadi
liar. Kader atau anggota yang merasa layak atau kontribusinya selama ini jauh
di atas rata-rata, tentu tidak tinggal diam. Kalkulasi politik sudah di jalur
cepat. Sudah saatnya balas jasa, balas budi dari kebijakan partai yang berpihak
pada mereka. Apa arti sudah “membesarkan partai, menghidupi partai” cuma dapat
ucapan (balasan) terima kasih atas segala pengorbannya. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar