Halaman

Sabtu, 12 November 2016

langkah catur Jokowi pasca aksi damai 411, ngrangkul ben ora ketungkul



langkah catur Jokowi pasca aksi damai 411, ngrangkul ben ora ketungkul

Jokowo utawa Joko Widodo, siapa lagi kalau bukan presiden kita. Falsafah kejawen sangat mendominasi pola pikir, gaya ucap/tawa, dan laku tindaknya. Saya tidak tahu apakah Jokowi jika ibarat main catur, akan memerankan atau memainkan dirinya pada posisi raja. Ataukah di papan catur, kedudukan Jokowi bukan sebagai raja. Seperti kapan bajaj mau belok, berhenti.

Adegan, atraksi, acara politik yang dibawakannya saat menghadapi aksi damai bela Islam, jum’at 4 November 2016, memang sudah sesuai pakem, primbon yang menjadi andalan Jokowi. Jadi kalau mau komentar, pakai gaya yang sama dengan Jokowi. Kalau tidak, tidak aka nada titik temunya. Ora nyambung.

Sengaja saya tidak menjabarkan maupun menjatimkan apa itu ngrangkul ben ora ketungkul. Kamus bahasa yang tersedia sudah mengartikan dengan jelas. Ahli bahasa Jawa akan mengartikannya sesuai versinya. Maknanya bisa bias, ganda atau bahkan multitafsir. Tidak bisa diurai kata per kata.

Untung saya tidak menyimak berita di media massa tentang apa saja yang telah dilakukan Jokowi pra, saat dan pasca aksi damai tersebut. Terkhusus pasca aksi damai, tindakan Jokowi tidak masuk atau tidak ada di kamus politik. Tepatnya, inilah akal politik wong Jawa. Apalagi selama ini Jokowi akrab menerapkan ajaran Jawa.

Jadi, justru pola langkah akal politik Jokowi sebagai modul, akan bisa ditebak langkahnya sampai akhir periode 2014-2019. Jokowi sadar betul jika saat ini sedang mati langkah atau takut dengan baying-bayang langkah berikutnya. Terlihat Jokowi sedang merasa terasing di tengah hiruk-pikuk politik lokal. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar