Halaman

Minggu, 27 November 2016

demokrasi Nusantara tidak mau mati muda



demokrasi Nusantara tidak mau mati muda

Apapun pengertian demokrasi menutur ahlinya, penjabaran secara hukum, demokrasi yang baik bebagai versi dan selera, demokrasi yang pernah praktik di Indonesia, macam ragam demokrasi, ciri khas demokrasi, beberapa pilar penegak demokrasi, rangkaian prinsip demokrasi, komponen dan alat demokrasi serta masih banyak lagi kupas tuntasnya.

Jangan lupa, BPS merilis adanya Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), berupa :

·         Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2014 mencapai angka 73,04 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini naik 9,32 poin dibandingkan dengan angka IDI 2013 yang sebesar 63,72. Capaian kinerja demokrasi Indonesia tersebut masih berada pada kategori “sedang” untuk klasifikasi tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni: “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60–80), dan “buruk” (indeks < 60).
·         Kenaikan IDI dari 20132014 dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yakni (1) Kebebasan Sipil naik 3,62 poin (dari 79,00 menjadi 82,62), (2) Hak-Hak Politik yang naik 17,47 poin (dari 46,25 menjadi 63,72), dan (3) Lembaga-lembaga Demokrasi yang naik 3,57 poin (dari 72,24 menjadi 75,81).
·         Metodologi penghitungan IDI menggunakan 4 sumber data yaitu: (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

Demokrasi Indonesia menjadi multirupa, multiwajah, multiroman karena digulirkan dengan berbagai pendekatan. Apapun rumusannya, sejarah membuktikan, demokrasi tergantung pelakunya. Mulai dari rakyat yang tak tersentuh peradaban politik sampai tingkatan rakyat yang hidup matinya dari, untuk, oleh dan karena partai politik.

Bukan berarti demokrasi versi Indonesia tidak bisa dibakukan. Minimal bisa ditarik benang merahnya. Sejauh pemain lama masih mau berkubang di syahwat politik Nusantara, dipastikan secara acak akan terjadi resiko politik yang menyebabkan demokrasi hanya sebatas di atas kertas, sebagai wacana pembunuh waktu di warung kopi, sebagai bahan isu menghabiskan waktu di warung tegal. [Haen]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar