tiada yang lebih buruk ketimbang keburukan itu sendiri
Seburuk itukah
keburukannya. Seburuk-buruk, sejelek-jelek suara adalah suara keledai. Kuping anak bangsa pribumi nusantara terlanjur
akrab dengan kondisi kucing mau kawin. Tanpa musim. Tidak kenal tempat dan waktu. Si empunya kucing, tidak mau
tahu kucingnya berak dimana. Sumber konflik, peretak rukun tetangga.
Bedalah dengan musim pesta demokrasi
parpol manusia. Demokrasi adalah hingar bingar adu suara antar kawanan partai. Belum-belum sudah
merasa bakalan capresnya tidak layak “dikawinkan” dengan jago tetangga sebelah. Celakanya, konflik internal parpol diluar
akal sehat mausia normal, muncul bakalan anak bawang.
Model politik “pasuryan plongah-plongoh” berlanjut. Skenario politik kondisi terburuk, cari aman dari gugatan tanggung renteng. Pokoknya proyek mercu suar, préstise tetap jalan. Kucing liar bebas berkeliaran. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar