paham salah diri pada peluang penutup
Hari ini 10 Dzulhijjah
1444 H utawa 29 Juni 2023. Bakda sholat subuh berjamaah di masjid lokal 05:17. Azan subuh 04:43. Sholat Idul Adha 06:30. Ketimbang pulang dan kembali
ke masjid jalan kaki butuh 22 menit. Mending
tafakur di masjid. Tetap di saf pertama. Ada beberapa jamaah masih bertahan.
Betul juga, 16 menit tunggu datanglah jamah kedua ambil posisi di saf terdepan.
Agak ke tengah, jarak satu sajadah di
belakang mihrab. Beliau sempat tanyya koq tidak ada takbiran.
05:55 takbiran di mulai. Petugas takbir
duduk di sebelah kiri jamaah kedua tadi. Usai takbir, mike disorongkan
ke depan mulut jamaah kedua. Walau sudah sepuh, mau tak mau “wajib” takbir bareng jamaah. Mau tak mau pula saya ikut
sumbang suara agar masuk pengeras. Entah bagaimana hasilnya. Bisa tidak sinkron atau terdengar beda. Tidak
masalah.
Kata pengurus
masjid, sholat Idul Adha dimulai 06:50. Padahal energi takbiran tinggal cadangan. Terbukti, ketika ketua panitia tutup laporan dengan takbiran. Mulutku berat
menjawab. Kudengar suara jamaah lebih nyaman tanpa suaraku. Bukan terlanjur. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar