ku terlalu bodoh jadi orang bodoh nusantara
Sejatinya, watak pendiam, diamnya
orang yang diam – tidak ada ikat-kait-kiat-kita dengan makna diam itu emas’ – saat menyikapi keadaan, sebagai ciri kearifannya.
Bukan sikap tidak peduli, kurang sensi. Semakin paham dengan fakta atau
ayat kauniyah, menjadikan orang semakin bijaksana.
Ke-diam-an
rakyat sarat dengan ikhtiar dan isti'anah (memohon pertolongan Allah)
tanpa gaya terus
berlapis, berlanjut. Tak peduli apa kata komen pihak ringan mulut. Tak peduli
mitos mistis “sedikit bicara banyak kerja”. Intinya sadar diri jangan
sampai hingga menjadi manusia merugi.
. Anak bangsa badut (bawah dua
tahun) sampai tunas bangsa manula pemula (>70 tahun) atau manusia
non-produkif berlomba adu cerdas.
ramé ing gawé sangsaya luwih ramé
pamrihé. Date modified 1/31/2018 8:43
PM di laptop pribadi. Bahasa jelasnya, bahwasanya wong bodho nanging
sering nglakoni, luwih pinter karo wong pinter nanging durung tau
nglakoni.
Adakalanya tindak-tanduk orang
berilmu tampak sebaliknya. Orang yang tampak biasa-biasa saja malah bisa
menghasilkan karya yang tak biasa, luar biasa. Di luar akal sehat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar