Halaman

Kamis, 29 Juni 2023

korbankan rakyat ketimbang parpol wong-cilik jadi korban kepentingan internasional

korbankan rakyat ketimbang parpol wong-cilik jadi korban kepentingan internasional 

Ini cerita tentang rumusan kehidupan bangsa besar berbasis multipartai sederhana. Seolah apa arti rakyat. Kecuali format wakil rakyat. Penjabaran hakikat kedaulatan rakyat lebih memusingkan diri daripada menguraiberaikan nilai-nilai akademis dasar negara. 

Wujudan penjajahan oleh bangsa sendiri lewat partai politik penguasa parlemen senayan.

Kilas balik ke judul jadul politik bebal Nusantara, merasa kuasa parlemen mainkan nasib rakyat. Tersimpan di personal laptop 5/12/2019 7:47 AM. Katanya kata. Kegilaan berkelanjutan, berpolitik adalah melakukan sesuatu yang sama menerus, tipikal antar periode lima tahunan, namun berangan meraih hasil yang berbeda. Lompatan jauh ke depan malah merugikan. Merasa nyaman duduk manis di kursi anak cucu ideologis.

Kembali ke daya juang kawan partai politik. Kendati keluar sebagai juara umum pemilu legislatif tidak ada jaminan untuk mensejahterakan bangsa. Dimulai dari nol. Dalam arti, dimulai dari diri sendiri, untuk diri sendiri. Berakhir untuk diri sendiri.

Ketika tindak pidana korupsi menjadi kejahatan luar biasa. Maka aneka modus, serba rekayasa, macam manipulasi yang menjadi karakter manusia politik tidak bisa dipidana. Terlebih, jika sang oknum sebagai wakil rakyat. Segala perbuatannya menjadi tanggung jawab moral rakyat yang memilihnya.

Hanya terjadi di nusantara. Geliat wong-cilik bisa masuk pasal perbuatan tidak menyenangkan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar