Halaman

Kamis, 08 Juni 2023

sadar dan sabar dengan keterbatasan diri

sadar dan sabar dengan keterbatasan diri 

Selama manusia masih merasa pengemban status statis maupun status dinamis selaku hamba-Nya, maka. Pelaksana aktif segala perintah-Nya sekaligus menjauhi semua larangan-Nya. Apalah arti diri ini.  Bukan sekedar tahu siapa aku.

Saat jidat dan ujung hidung rata bumi dan merapat ke bumi. Bayangkan saja kawan, kepala yang begitu mulia, “direndahkan” secara fisik sebagai bukti ketertundukkan umat manusia kepada Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan (Dzul Jalaali Wal Ikraam).

Ikhwal ini berbalas dengan terangkatnya ambang bawah potensi diri. Hikmah-Nya. Melaksanakan yang sunnah dengan istiqomah, kontinyu-konsisten-konsekuen maka pancaindra pun akan diangkat.      

Serta ucap nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.  Serta ucap ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.    Pada waktu sholat maupun doa.

Tak ayal lagi, ambang atas potensi diri akan mampu menembus waktu dan ruang.

Ketika Allah SWT melapangkan nafasku. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar