Halaman

Selasa, 20 Juni 2023

imej bakalan kaping wolu, di mata asing vs di hati rakyat

imej bakalan kaping wolu, di mata asing vs di hati rakyat 

Ungkapan ‘bocah ora nggenah’ masih bisa umum. Terasa kurang umum dengan ‘wong kurang genep’. Stigmaisasi sesuai kelompok umur. Mau berita agak miring, terapkan batasan gender. Arus utama gender. Tidak menyinggung asasi kaum LGBT.

Coba simak ulang kenya nyapres, jalma tan mangga puliha. Disebutkan, makna tan mangga puliha adalah “tak dapat menang”. Padahal secara medis politis ybs tampak sehat jwa, bugar raga, waras diri sigap terima warisan. Tidak kurang. Lurus-lurus saja.

agak-agak bagaimana. Menguasai media massa putar balik lawan arus, otomatis akan menguasai jalur pendek, sumbu pendek, jarum pendek budaya pikir. Budaya instan, karbitan, orbitan masuk ke daya pikir, olah akal, reka nalar.

Di  kolong langit ibu Pertiwi, di atas hamparan bumi nusantara. Analog keterbalikan 180 derajat. Di balik amanat rakyat, seperti ada peluang, kesempatan pihak terpercaya untuk ambil sikap tindak bebas. Bisnis politik menjadikan pihak pembeli kepercayaan, merasa berhak menentukan nasib bangsa.

Frasa “dapat diterima semua pihak”. Idaman semua pihakan peserta aktif laga lokal pilpres 2024. Jumlah kredit tanpa agunan, bantuan modal investasi politik mempengaruhi produktivitas partai politik melalui penggunaan input sarana produksi (stratifikasi bakalan dan politik biaya global). Pemanfaatan pesohor pada usaha pembibitan kader unggul. Tepatnya, unggul tapi bukan kader. Tergantung jumlah angkatan kerja keluarga dan kapasitas produksi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar