jangan kau paparkan kebaikanmu, nama baikmu akan terpapar
Pariwara ajang promo “siapa aku”.
“inilah aku” hingga sampai pada berlagu “lihat kebunku”. Siapa menguasai media
massa, berarti menguasai hajat dunia. Bahkan bocah wingi soré, tahu
nikmat menjadi pusat dan atau sumber sensasi. Semboyan dinamis, vokal viralis
cukup tanpa modal
Jangan lupa bahwasanya anak bangsa
pribumi suka berita ringan, miring, enteng; gemar kabar kabur; doyan isu basa
basi banyak basinya; pelahap sensasi ujaran nista diri; kecanduan aksi jilat vs
hujat. Ujung-ujugnya keranjingan perang kata tanpa tatap muka.
Di dunia ini
memang ajang kompetisi bebas aturan main. Tak ada sekutu sampai mati kaku, tak ada seteru sampai mati beku. Tak ada musuh hingga jenuh, tak ada kawan
sampai bosan.
Politik
berbasis kemaslahatan umat Islam adalah mampu bermain di semua lini, di segala
lajur, di setiap musim. Ada kalanya
turunkan tensi. Sikap diam bukan berarti pasif. Membaca situasi dengan cermat.
Jaga jarak sesuai batas pandang. Jangan terpengaruh apalagi terbawa arus modus,
pola main pihak yang menghalalkan segala cara. Politik bukan sebagai panglima.
Namun harus tetap digerakkan secara total jenderal. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar