loyalitas kebangsaan, asas taat vs taat asas
Ikut yakin saja. Foto lebih bunyi
ketimbang tata kata, rangkaian kalimat. Padahal membaca situasi plus dibahasakan, diterjemahkan ke alam
nyata. Ironi tirani minoritas melampaui bisnis militer dan rekening gendut. Semakin
dikuak kian mencak-mencak.
Salam pancasila lanjut ke pancasilais
kehormatan.
Kepengusaan parlemen menjadi bukti ringan
penjajahan oleh bangsa sendiri.
Aturan main
pencapresan, nasib bangsa dan negara dipertaruhkan, dimainkan gaya bebas demi ambisi. Demi wong-cilik, atas nama wong-cilik malah semakin menampar wajah
sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar