Halaman

Minggu, 18 Juni 2023

daya belanja politik 2024, peras – resap – serap

daya belanja politik 2024, peras – resap – serap 

Politik logik. Terinspirasi kredo ‘jokowi adalah kita’. Penyedap penawar rasa hambar demokrasi cacat demokrasi. Aroma syahwat politik jilat vs hujat, nyaris menjadi lagu wajib.

Rasa nasionalisme generasi bau kencur vs  bau tanah dengan cita rasa ala kadarnya, bukan diukur dari keloyalan menggunakan produk dalam negeri, mengkonsumsi pangan hasil panen di negeri sendiri, atau mengandalkan sekolah di dalam negeri saja. Tentu bukan. Atau menjadi budak di negeri sendiri. Atau menghamba pada sistem atau orang secara politis agar merasakan nikmat dunia. Juga bukan kawan.

Rasanya, kalau hanya mengandalkan perasaan, memangnya kita terjajah oleh ideologi yang mengedepankan serta mengutamakan kepentingan partai daripada kebutuhan rakyat. Namanya politik, susah payah mendirikan partai politik, berdarah-darah mempertahankan keberadaan partai politik, kalau bukan untuk kepentingan individu, percuma Bung!

Menapak bumi, tebar dan serap energi positif. Peolok-olok politik sebagai reaksi politik dengan mengambil posisi “lempar batu pinjam tangan tetangga”. Merupakan sikap politik atau siasat sejalan modus penguasa. Dengan menguasai generasi tanpa nama, diyakini akan mengkangkangi nusantara. Atau setidaknya akan terus mewarnai dinamika politik.

Nusantara dikangkangi oleh manusia sehat berakal sehat di atas rata-rata nasional dengan tujuan mengangkangi. Ketika bumi ibu pertiwi selaku ajang skénario téror kontra terror. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar