agar tidak ketahuan, rapalkan sila ini
Bermula, berawal
mulai dari pendalaman ungkapan berlaku sampai kapanpun, yaitu desa mawa cara, negara mawa tata, jelasnya 'desa
mempunyai cara, negara mempunyai aturan'.
Kilas balik ke
judul jadul Jangan Bosan Jadi Orang Baik. Tersimpan di personal laptop
Kembali ke kalangan yang mengkasuskan
kehadiran rambut seutuhnya di kepalanya. Pariwara pedagang obat pinggir jalan
masuk layar kaca, langsung dianggap mujarab bin mustajab. Mau kumis tetap di
atas bibir atas. Rambut bergantung bebas di rahang bawah, dagu selaku tanda
jantan tenan. Seolah harga diri tergantung
banyaknya rambut di hamparan luasan kepala.
Setiap sila-sila,
diyakini punya daya sakral apalagi daya
mistk yang berlainan dan rapal (ndremimil mulut komat-kamit merapal mantra) yang beda esensi,
beda narasi, beda redaksi. Kebalikannya, setiap sila-sila punya pantangan utawa pengapesan.
Ciri wanci pengapesan ilmu hitam. Stres dengan dirinya sendiri.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar