Halaman

Selasa, 26 Mei 2015

polisi pro-rakyat, ijazah palsu vs beras sintetis

polisi pro-rakyat, ijazah palsu vs beras sintetis

Berdasarkan moto Puslabfor (pusat laboratorium forensik) yaitu “Sanyata Karya Dharma” yang terdapat pada Logo Puslabfor, diambil dari bahasa sanksekerta yang diartikan sebagai ”mengabdi untuk membuat terang suatu perkara“, dalam prakteknya, lepas dari visi dan misinya, ternyata nyatanya Polri lebih mengutamakan menguber dan membutu sindikasi pelaku/produsen, pencetak, penjual, pengedar dan pengguna ijazah palsu.

Terhadap beras sintetis, beras plastik, beras oplosan (campuran dari kentang, ubi jalar dan resin sintetis) atau sebutan ilmiah lainnya dari RRC/Tiongkok, Puslabfor adem ayem. Bahkan Kaplori mengatakan sekaligus menyatakan semua itu tidak ada. Puslabfor tidak perlu peras keringat membuktikan. Cukup mengandalkan perintah dari pihak tertentu. Karena pihak yang dirugikan cuma perut rakyat.

Artinya, Polri memang ahli dalam “membuat terang suatu perkara. Ikhwal ini tidak perlu dijadikan ajang dialog, diskusi dan debat di acara TV swasta. Cukup tahu sama tahu. 

Artinya, Polri memang ahli dalam “membuat terang suatu perkara. Ikhwal ini tidak perlu dijadikan ajang dialog, diskusi dan debat di acara TV swasta. Cukup tahu sama tahu.

Karena budaya organisasi Labfor dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.     Melayani (serve)
b.     Ilmiah (scientific)
c.      Integritas (integrity)
d.     Tidak berpihak (Imparsial)

Khusus butir d. Tidak berpihak (impartial), diterjemahkan sebagai :
1.     Tidak berpihak kepada penyidik, tersangka maupun saksi. Hasil pemeriksaan semata-mata berdasarkan metode dan prosedur pemeriksaan yang telah ditentukan
2.     Tidak berpihak kepada siapapun apalagi dengan motivasi dengan imbalan uang atau hadiah namun senantiasa berpihak kepada kebenaran.


Jadi, silahkan simak dan maknai artikel ini. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar