ketika Jokowi mbalelo
Kali ini, ini kali, kepala negara kita, presiden kita, langkah politiknya
ingin lepas dari kungkungan tradisi, tak ingin terhanyut penggunaan ajaran
Ajisaka yang melambangkan watak wong Jawa. Aksara Jawa diidentikan dengan watak
wong Jawa yaitu “jika dipangku, maka akan mati”.
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil
Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku tidak tahu Destry Damayanti yang ditunjuk
Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Panitia Seleksi calon pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki jabatan di Kementerian Badan Usaha Milik
Negara.
"Saya tidak mengenal (tahu) ya,"
kata JK saat dikonfimasi di rumah dinasnya di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu
(23/5/2015).
Skenario Jokowi, membikin
ban-serepnya, yaitu wakil presiden JK, menjadi kelihatan tidak seperti biasanya,
atau memang seperti tidak biasanya. Komentar JK lebih lanjut, semakin
membuktikan bahwa kacamata sebagai wong Indonesia Timur tidak mampu menembus
relung strategi Jokowi.
Menurut JK, yang terpenting adalah
sembilan anggota pansel KPK yang telah ditunjuk dapat bekerja maksimal untuk
memilih komisioner yang akan menjabat selama empat tahun kedepan.
"Yang paling penting memilih
calon yang terbaik, yang bijaksana, tegas, punya pengalaman dan pengetahuan
luas,"
ujarnya.
JK juga tak mau mempermasalahkan
pansel yang semuanya diisi perempuan. JK meyakini, kinerja perempuan sama saja
dengan laki-laki. "Kita
kan enggak ada bedakan laki-laki perempuan,"
ujarnya.
Walhasil, Jokowi dan JK sepakat
dalam hati, kata yang empunya cerita, bahwa 9 anggota pansel KPK tidak ada unsur
manusia parpol. Atau bandar politik pemenang pemilu 2014, tidak punya stock
kaum hawa yang layak diajukan atau disuruh masuk jajaran anggota pansel KPK. Atau
jagonya (tepatnya, babonnya) sudah dapat jatah kursi sebagai pembantu presiden.
Sehingga tidak ada yang lebih layak jual.
Watak Jowo-nya Jokowi muncul pada
kondisi dan tataran tertentu. Tertekan secara ideologis, ilmunya baru timbul. Semangat
busana putih, mengkondisikan dirinya untuk membuktikan bahwa pilihannya cermat,
tepat, dan akurat. Lepas dari pangkuan yang mematikan dirinya. Tidak mau
didikte oleh bandar politik. Sesekali mbalelo. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar