Halaman

Jumat, 08 Mei 2015

kisruh PSSI, olah bola vs olah Rp

kisruh PSSI, olah bola vs olah Rp

Irionis, pemenang di laga sepak bola belum tentu kesebelasan favorit, bertaburan bintang, atau sudah dikenal rekam jejaknya sebagai jawara. Kesebelasan mana yang keluar sebagai pemenang di laga sepab bola, tidak hanya ditentukan oleh kualitas pemain, faktor keberuntungan menjadi penentunya. Bisa terjadi, sebelum bertandingpun sudah bisa diketahui “siapa pemenangnya”.

Faktor keberuntungan sepak bola Indonesia mulai dari hulu hingga hilir, jika dijajarkan berupa :

Beruntung jika punya pengurus PSSI yang profesional.
Beruntung jika punya dukungan kebijakan dari Pemerintah sampai tingkat kampung.
Beruntung jika punya fasilitas olah raga sepak bola bertaraf internasional.
Beruntung jika punya anggaran, sponsor dan bentuk dukungan lainnya.
Beruntung jika punya pemain lokal yang berbakat.
Beruntung jika punya pendukung kesebelasan yang fanatik, loyal dan ‘bonek’.
Beruntung jika . . .

Ironis, di atas kertas pun Indonesia tidak bisa mempunyai pengurus sepak bola nasional. Apalagi memiliki kesebelasan yang profesional.

Ironis, kesebelasan jago kandang pun susah didapatkan, walau di tingkat ASEAN, apalagi jago tandang yang sampai bisa ikut Piala Dunia.

Ironis, kesebelasan baru sibuk dan rajin berlatih jelang ikut kompetisi.

Jika kompetisi nasional sepak bola dihentikan, pihak yang paling dirugikan cuma panitia pelaksana. Gaji pemain tertunda, sudah biasa. Konon, prinsip pebisnis sepak bola Indonesia : semakin bola diolah, semakin Rp bertambah. Wallahu a ‘lam bish shawab. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar