Halaman

Senin, 11 Mei 2015

hindari Islam dan iman musiman

Hindari Islam dan Iman Musiman

Mengacu dimensi waktu dan ruang, umat Islam yakin dalam satu tahun ada bulan istimewa, bulan Ramadhan, bulan mulia penuh berkah. Umat Islam percaya dalam satu bulan terdapat hari istimewa, hari Jumat, saat reuni mingguan para hamba Allah di rumah-Nya. Umat Islam tahu persis jika dalam satu hari satu malam terdapat waktu istimewa, sepertiga malam terakhir, waktu untuk komunikasi dan temu muka dengan Allah yang sedang mengabsen hambanya.

Umat Islam, bahkan umat manusia pada umumnya, memahami secara historis ada tempat di muka bumi yang istimewa. Selain tempat, ada banyak kejadian alam yang sudah tersurat maupun tersirat di Al Quran.

Masalahnya, pasang surut kadar Islam dan Iman seseorang seolah mengikuti keistimewaan waktu tersebut. Di bulan Ramadhan, mendadak tanpa komando, mulai dari anak sampai orang tua menampakkan jati diri sebagai umat Islam. Iman dan Islam mengalami servis ringan sampai berat. Diisi ulang, diformat ulang sampai turun mesin. Intensitas ibadah menjadi terukur. Dilema kegiatan islami bercampur baur dengan acara adat istiadat dan budaya lokal, yang pada umumnya bisa dilihat pada jamaah sholat tarawih.

Ironis, lepas Ramadhan, ada umat Islam yang merasa bak lepas dari pingitan. Bebas dari belenggu waktu satu bulan yang penuh aturan main, bahkan yang halal menjadi haram di siang hari. Tanggal 1 Syawal diartikan sebagai serba baru, menu istimewa. Syawal sebagai awal belas dendam untuk memenuhi panggilan perut dan pemenuhan nafsu bawah perut. Logis, rayuan duniawi terasa lebih atraktif dan provokatif saat perut kosong. Jam kerja dikurangi dengan harapan ybs memanfatkan waktunya untuk lebih dekat dengan Yang Maha Pencipta. Sebulan penuh setan pensiun dari tugas utamanya untuk menggoda anak keturunan nabi Adam a.s. Puasa 6 hari di bulan Syawal, terlupakan, walau manfaat minimal sebagai transisi kembali ke rutinitas duniawi.

Melaksanakan ibadah sesuai rukun Islam memang diikat dalam ketentuan waktu dan tempat, namun untuk melakukan berbagai kegiatan amaliah lebih bebas dan luwes. Jangan lupa, ibadah dan kegiata amaliah dilakukan sepanjang waktu. Untuk menghindari sifat Islam dan Iman musiman, kita perlu meyakinkan diri sendiri bahwa sesuatu jika dilakukan secara menerus, akan terasa manfaatnya. Selain amal anggota badan, amalan hati dan amalan lisan, jika dilakukan dengan ikhlas, sabar, rutin bisa menggerakkan dan menambah tabungan amal.

Diriwayatkan, ’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah mengenai amalan Rasulullah saw, ”Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab : Beliau tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Di kesempatan waktu yang lain, nabi Muhammad saw bersabda : “أAmalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR Muslim) 

Waktu istimewa dalam 24 jam, di luar sholat wajib 5 waktu, sepertiga malam terakhir untuk menegakkan sholat malam. Sabda Rasulullah saw terkait betapa makna sholat malam : Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.” (HR Muslim)

Saat manusia merasa nasibnya sedang sial, tidak mujur atau sedang apes, ingat Allah. Ingat Allah atau atau bentuk Ibadah lainnya tetap kita laksanakan, terlebih ketika kita sedang menikmati karunia-Nya, karena Rasulullah saw  bersabda : “Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu ketika susah.” (HR Hakim)

Sifat menerus, kontinu dalam ibadah maupun amaliah lainnya, sebagai ikhtiar nyata untuk meghindari sifat iman dan islam musiman. Sejalan dengan detik waktu, seirama dengan detak jantung, lakukan amal kecil secara kontinu sampai batas waku kita di dunia. Firman Allah tersurat dalam [QS Al Hijr   (15) : 99] : "dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”  [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar