moral undur diri, Handoyo Sudrajad vs Joko Widodo
Sejarah mencatat, Handoyo Sudrajad mundur dari jabatan Direktur
Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)
masih kalah keren, kalah gengsi, kalah pamor, kalah tenar, kalah gaya, kalah
gaul, kalah angin dibanding Joko Widodo yang mundur dari jabatan walikota Solo, provinsi Jawa Tengah
dan turun di tengah jalan saat mengemban amanah sebagai gubernur DKI Jakarta.
Sejarah mencatat, jabatan yang diraih berdasarkan ritual berhala
Reformasi 3K (Kaya, Kuat, Kuasa) tidak bisa disimak dengan kaca mata moral. Tidak
bisa ditakar dan dinalar dengan kaca mata moral. Tidak bisa diukur dan
ditimbang dengan kaca mata moral. Kalkulasi politik tidak ada rumusnya, walau
bergerak di antara kutub balas jasa dan kutub balas dendam.
Sejarah mencatat, terjun ke industri politik, berlaga di panggung
politik, betrgumul di kancah politik ibarat masuk ke daerah abu-abu. Keblusuk ke
lokasi remang-remang. Modal berani malu tidak cukup, bahkan bisa minus, bahkan mengundang
defisit dan menyuburkan paceklik. Berani culas, berani bohong, berani
pencitraan diri, bahkan berani memuji diri sendiri sebagai modal awal dan modal
dasar.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar