Halaman

Kamis, 21 Mei 2015

Indonesia bukan tabung reaksi !!!

Indonesia bukan tabung reaksi !!!

Konon, di periode 2014-2019, pihak aparat keamanan atau Polisi Republik Indonesia (polri)  secara terang benderang, terang terus, nyata di mata, menyatakan bahwa modus operandinya dalam tataran dan tatanan ’bisnis militer’ terusik, terganggu, dan terecoki oleh KPK. Polisi perut gendut menjadi rahasia kasat mata, rakyat bisa lihat langsung, tidak boleh diraba. Rekening gendut bak aroma irama bangkai, semakin ditutupi dengan semangat dan jiwa Bhayangkara semakin membongkar aib diri. Antara hukum dan politik adu nyali.


Konon, para oknum atau kawanan pemburu rente, di periode Jokowi-JK seolah merasa mendapat mandat dan kekebasan untuk menjamah urusan perut rakyat. Dalih perdagangan bebas dunia, masyarakat ekonomi ASEAN, bahan baku olah pangan bisa masik sembarang waktu dan tempat. Tidak perlu ada prosedur dan proses yuridis. Beras sintetis, beras plastik, beras oplosan (campuran dari kentang, ubi jalar dan resin sintetis) atau sebutan ilmiah lainnya dari RRC/Tiongkok, tiba-tiba tanpa berita dan sosialisasi dari pemerintah liwat corong Menteri ESDM, sudah nangkring dan nongkrong di pasar tradisional, warung rakyat. Rakyat bingung, karena tidak ahli menyalahkan, kurang mahir mencari kambing hitam, belum punya sertifikat untuk tunjuk hidung siapa pelakunya. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar