Halaman

Senin, 01 Februari 2016

memahami karakter negarawan Nusantara pro-pemerintah

memahami karakter negarawan Nusantara pro-pemerintah

Periode 2014-2019 yang belum jatuh tempo, sarat dengan nuansa mistis politik pengharu-rasa dominasi versi ras mégatéga, mégakasus yang menjadikan kehidupan politik Nusantara sampai titik nadir, hingga ambang bawah, tiba di titik jenuh, masuk ke titik kritis, menjadi awal titik retak bangsa dan negara.

Semangat berpolitik karena sebagai cara konstitusional merebut kekuasaan. Dampaknya, Indonesia menganut asas negara multipartai yang hanya menghasilkan multikonflik.

Kita saksikan di panggung, industri, syahwat politik, munculah negarawan dengan atribut dan asesoris partai. Bangga sebagai loyalis (ketua umum) partai daripada pejuang bangsa. Bangga bisa sejahtera karena loyal, tunduk, patuh secara utuh, total kepada kebijakan partai. Bangga bisa jadi penyelenggara negara berkat kerja keras dan menghambakan diri untuk partai. Bangga dipanggil KPK karena otomatis sebagai pahlawan bagi partainya.


Akhirnya kadar, bobot, kualitas kenegarawanan hanya sebatas atau paling top adalah bisa menjadi ketua umum partai politik. Bersahabat dengan media massa berbayar, ketua umum partai politik juara umum pesta demokrasi diliput dan ditayang langsung pada saat tampil menumpang dan menampang di berbagai acara kenegaraan. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar