Halaman

Sabtu, 27 Februari 2016

LGBT bak air/api, individu tetap kawan, komunitas menjadi musuh semua agama

LGBT bak air/api, individu tetap kawan, komunitas menjadi musuh semua agama

Pedangndut yang terlahir sebagai pria dengan initial SJ, bisa dikenakan pasal berlapis dan berlipat. Selain sebagai pelaku Gay satu pihak, ditambah ada korban yang disengaja dan direncanakan. Kalau mungkin jika masuk kategori pelaku homo, malah bisa mendapat simpati dunia. Tindak dan perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) belum terjangkau pasal hukum Indonesia.

Pelaku LGBT sebagai individu masih bisa bebas aktif dan sesuai HAM disejajarkan dengan warga negara lainnya. Bahkan dengan modal LGBT-nya menjadi nilai jual, bisa tampil atraktif di industri hiburan dan banyolan  media TV. Peringkat media TV acap tergantung pada acara, atraksi, adegan yang melibatkan kawanan berperilaku LGBT.

Tindakan dan perilaku oknum pedangdur SJ, walau secara individu, tidak dalam bentuk komplotan sudah membikin sibuk penegak hukum. Pro dan kontra muncul. Bisa-bisa bisa menjadi senyap atau gemanya meredeup termakan waktu. Jangan dibayangkan betapa korban tiap satuan waktu muncul, jika LGBT beraksi secara formal, legal dan konstitusional.

Diyakini komunitas LGBT tidak akan diam duduk manis dan berpangku tangan. Memanfaatkan media massa, khususnya media penyiaran TV komersial sebagai alat ampuh untuk bela diri dan promo eksistensi. Semakin merasa bergengsi jika didukung oleh hasil survei lembaga survei yang biasa terima order khusus. Secara lokal mampu mendirikan partai politik, minimal membentuk asosiasi.

Orang lupa sejarah, walau bagaimanapun komunitas LGBT dengan segala atribut dan sepak terjangnya, menjadi musuh semua agama. Menjadi musuh peradaban. Negara komunis atau negara berideologi komunis, mendaulat LGBT sebagai musuh dalam selimut. [HaeN] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar