sekali
duduk, berbagai kesempatan dan peluang jangan terlewati
Namanya, khususnya
pemakan/peminum di warung makan khas daerah atau khas lokalnya. Orang belum
masuk, belum pesan makanan/minuman, beberapa sudah tersaji. Tinggal main tunjuk
atau menyesuaikan diri dengan menu yang tersedia. Perbedaan antar warung, yaitu
ada yang menyediakan segelas air putih gratis atau segelas air mineral yang
berbayar.
Ada yang langsung duduk
di bangku panjang yang kosong, atau meja yang masih bersih. Ada yang pilah
pilih lokasi yang nyaman, aman dan bebas pengamen. Ada yang mojok, bebas dari
hilir mudik sesama pengunjung atau pelayan warung.
Kita rujuk pola minum di
warung kopi. Ada yang datang langsung ngobrol. Kalau ditanya pemilik warung,
terpaksa pesan secangkir kopi manis panas. Oborolan tak terputus. Kopi tersaji,
ditiup sambil ngoceh. Persidangan tetap lancar. Baru sesruput kopi, sudah minta
tambah air panas. Obrolan dengan tema yang tetap, tetap gayeng.
Mereka menikmati hidup
di kedai kopi. Tinggal setengah, minta tambah air panas yang gratis. Sampai kopi
nyaris bening, tak hitam lagi, obrolan belum ada tanda-tanda reda. Pengunjung antri,
tidak masalah, makanya kalau datang pagilah, dalih mereka.
Kenyang karena obrolan,
akhirnya forum, komunitas berangsur surut. Tanpa hasil dan kesepakatan bersama.
Tanpa kompromi, pada periode berikutnya akan tandang ke tempat yang sama. Atau cari
lokasi lain yang lebih menjanjikan, lebih hijau dan muda. Kalau perlu loncat,
pindahparpol. Memanfaatkan parpol baru, bukan perbuatan makar. Wallahu a’lam bisshawab.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar