Halaman

Senin, 26 Desember 2016

memang enak jadi rakyat!



memang enak jadi rakyat!

Sebutan rakyat, memang bukan gelar, jabatan, maupun pangkat. Lebih dari itu. Rakyat identik dengan martabat dalam konstélasi hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rakyat sebagai pelaku utama, walau posisinya secara politis hanya dibutuhkan hak pilihnya, suaranya lima tahun sekali.dalam hitungan beberapa menit.

Nasib rakyat selalu jadi obyek politik. Organisasi Pemuda Rakyat di era Orde Lama, underbow Partai Komunis Indonesia (PKI). Rakyat saat itu, rakyat papan bawah, digadang sebagai kekuatan sosial. Rakyat setia dan konsisten memegang teguh prinsip hidupnya. Orang partai berprinsip tidak setia kepada siapapun.

Atas nama bangsa Indonesia” sebagai bagian akhir teks Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, mengilhami anak bangsa untuk mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan pihak tertentu. Untuk kepentingan politik praktis, rakyat diformat dalam kadar, strata, kasta sebagai ‘wong cilik’.

Rakyat sebagai komoditas politik. Rakyat diakali, dikadali secara licik, tidak pandang bulu oleh orang partai. Agar lebih eksis di parpolnya, oknum ketua umum mempunyai hak prerogatif, semacam hak veto atas berbagai kebijakan partai.,

Apa hubungannya jika era reformasi di periode 2014-2019, warga negara asing, TKA, ormas asing, investor asing malah mendapat tempat terhormat. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar