Gerakan Cinta Makan Buah Indonesia
Tidak ada yang aneh di negeri ini. Ketika kita resah
karena buah impor banjiri pasar Indonesia, di pihak lain terjadi USA Fresh Fruit Fair atau Festival Buah
Impor dari Amerika Serikat (AS), di Jakarta, mulai Kamis 1 Desember 2016. Propaganda
bahwa masyarakat yang ingin mencicipi buah impor segar dari AS yang sebagai
produk pertanian, berkualitas tinggi ini dapat mendatangi 370 gerai di seluruh
Nusantara.
Menyoal banjirnya buah impor yang mungkin mampu menyaingi
sekaligus mendesak cita rasa buah dalam negeri, adalah akibat impor illegal. Atau
dampak dari zona perdagangan bebas yang mau tak mau harus dipatuhi Indonesia.
UU 18/2012 tentang Pangan bukan
hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga memperjelas dan memperkuat
pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian
pangan (food resilience) serta
keamanan pangan (food safety).
Apakah sudah membudaya, jika
fakta, fenomena substitusi pangan pokok dari pangan lokal ke bahan pangan
impor, berdampak memacu dan memicu mengkonsumsi buah impor. Mencicipi buah rasa
Amerika semakin meningkatkan gengsi, gaya hidup dan gaul.
Jangan mengkambinghitamkan sisi
tataniaga atau munculnya tangan pelaku usaha
yang mampu mengendalikan perdagangan pangan pada kelompok tertentu (monopoli,
kartel dan oligopoli). Tapi takar jiwa nasionalisme diri, cek semangat
berdikari dan rasa patriotisme yang tersisa. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar