Halaman

Sabtu, 17 Desember 2016

ketika tangan kanan tidak tahu job tangan kiri



ketika tangan kanan tidak tahu job tangan kiri

Ternyata, kita sebagai manusia ‘tidak bebas’ memanfaatkan kedua tangan sendiri. Tidak kuasa penuh atas tugas dan fungsi tangan. Tidak mengantongi hak otoritas total atas perjalanan nasib sang tangan. Bahkan seolah bukan sebagai pengendali atas tangan sendiri.

Kita bisa mengacu salah satu hadist yang maknanya : “Seorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya”. (HR Bukhari)

Kata ‘tangan’ juga dipakai sebagai peribahasa, kiasan, pepatah ataupun arti yang sesungguhnya. Dikombinasikan dengan anggota tubuh yang lain , yaitu kaki, bisa menjadikan hidup ini dinamis. Membuat kalimat dengan kata ‘kaki’ / ‘tangan’, maka kalimat menjadi bernas. Bisa untuk menyindir halus lawan bicara. Atau sebagai bahan pokrol bamboo saat berdebat.

Akankah judul di atas bisa terjadi pada diri kita kawan. Apakah tidak ada sinkronisasi tangan kanan dengan tangan kiri. Apakah tidak ada pembagian kerja, kerja sama atau kesepakatan bersama. Agama Islam mengajarkan makan dengan tangan kanan. Saat cebok dengan tangan kiri.

Manusia macam apakah yang seperti judul. Bagaimana dengan si kidal. Apakah ybs justru mempunyai keahlian di atas rata-rata. Atau sebagai pertanda bakat. Kemungkinan, tangan kanan dan tangan kiri difungsikan bersamaan untuk tugas yang berbeda. Tangan kanan dan tangan kiri kompak menulis.

Kata ahli pertanganan, manusia yang berhal seperti judul, memang manusia pilihan. Tepatnya, mereka mengabdikan dirinya dengan total, sepenuh hati untuk kepentingan rakyat. Lewat jalur politik, sebagai pelaku, pemain, pegiat, petugas partai politik. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar