Halaman

Kamis, 22 Desember 2016

Hari Ibu dan tulang rusuk Adam (laki-laki)



Hari Ibu dan tulang rusuk Adam (laki-laki)

Setiap tanggal 22 desember, bangsa, negara dan pemerintah Indonesia memperingati hari ibu. Wajar jika kaum ibu menanggapinya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Tidak merasa tersanjung. Seorang ibu secara kodrati, hakiki tetap mulia. Tidak merasa naik derajat disebut wanita karir atau tidak merasa turun kasta jika menyandang status ibu rumah tangga.

Mengapa ibu Hawa tidak diciptakan Allah dari tanah, seperti nabi Adam. Atau kenapa Allah tidak menciptakan Adam dan Hawa sekaligus dan sama-sama dari tanah.

Ibu Hawa sebagai perempuan, wanita, yang juga berstatus ibu, isteri pertama, diciptakan Allah bukan dari tanah, karena kodrat perempuan tidak sama dengan kodrat lelaki. Walau secara hak asasi seolah tidak ada perbedaan. Perempuan juga tidak diciptakan dari kepala lelaki (Adam), supaya tidak melebihi, mengungguli atau bahkan melangkahi, menyalip kodrat lelaki. Perempuan juga tidak diciptakan dari kaki, supaya perempuan tidak dihinakan oleh lelaki atau dinjak-injak lelaki, sebagai obyek sepakan..

Ibu Hawa diciptakan dengan bahan baku dari tulang rusuk kiri  Adam, karena memang diciptakan berpasangan. Islam mempunyai tuntunan dalam menyikapi kodrat perempuan, sesuai sunnah Rasulullah saw : “Berwasiatlah untuk para wanita karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk dan yang paling bengkok dari bagian tulang rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau ingin meluruskan tulang rusuk tersebut maka engkau akan mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya maka ia akan tetap bengkok, maka berwasiatlah untuk para wanita” (HR Al-Bukhari).

Peran sebagai ‘tulang rusuk’ bersifat dinamis, memasuki domain sebagai isteri, ibu dan anak, terlihat betapa posisi strategis perempuan sebagai isteri. Dari 19 keutamaan perempuan menurut hadits, hadits ke 14 : “Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah swt memasukkan dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun).”

Minimal tersirat bahwa fungsi isteri adalah membuat suami kuat dadanya serta menjaga hati dan perasaan suami sebagai lelaki serta yang lebih mulia adalah menolong suaminya daam urusan agama. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar