Hari
Ibu dan tulang rusuk Adam (laki-laki)
Setiap tanggal 22 desember, bangsa,
negara dan pemerintah Indonesia memperingati hari ibu. Wajar jika kaum ibu menanggapinya
biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Tidak merasa tersanjung. Seorang ibu
secara kodrati, hakiki tetap mulia. Tidak merasa naik derajat disebut wanita
karir atau tidak merasa turun kasta jika menyandang status ibu rumah tangga.
Mengapa ibu Hawa tidak diciptakan
Allah dari tanah, seperti nabi Adam. Atau kenapa Allah tidak menciptakan Adam
dan Hawa sekaligus dan sama-sama dari tanah.
Ibu Hawa sebagai perempuan, wanita, yang juga berstatus ibu, isteri
pertama, diciptakan Allah bukan dari tanah, karena kodrat perempuan tidak sama
dengan kodrat lelaki. Walau secara hak asasi seolah tidak ada perbedaan. Perempuan
juga tidak diciptakan dari kepala lelaki (Adam), supaya tidak melebihi, mengungguli
atau bahkan melangkahi, menyalip kodrat lelaki. Perempuan juga tidak diciptakan
dari kaki, supaya perempuan tidak dihinakan oleh lelaki atau dinjak-injak lelaki,
sebagai obyek sepakan..
Ibu Hawa diciptakan dengan bahan baku dari tulang rusuk kiri Adam, karena memang diciptakan berpasangan.
Islam mempunyai tuntunan dalam menyikapi kodrat perempuan, sesuai sunnah
Rasulullah saw : “Berwasiatlah untuk para wanita karena sesungguhnya wanita
itu diciptakan dari tulang rusuk dan yang paling bengkok dari bagian tulang
rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau ingin meluruskan tulang rusuk tersebut
maka engkau akan mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya maka ia akan
tetap bengkok, maka berwasiatlah untuk para wanita” (HR Al-Bukhari).
Peran sebagai ‘tulang rusuk’ bersifat dinamis, memasuki domain sebagai
isteri, ibu dan anak, terlihat betapa posisi strategis perempuan sebagai
isteri. Dari 19 keutamaan perempuan menurut hadits, hadits ke 14 : “Tiap
perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah swt memasukkan
dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun).”
Minimal tersirat bahwa fungsi isteri
adalah membuat suami kuat dadanya serta menjaga hati dan perasaan suami sebagai
lelaki serta yang lebih mulia adalah menolong suaminya daam urusan agama. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar