PANCASILA, yang memang, selalu dan tetap pancasila
Memasuki usianya yang ke
71 tahun, 1 Juni 1945-1 Juni 2016, peran
dan posisi Pancasila masih diberlakukan sebagai bahan propaganda, kampanye dan reklame
politik. Dampak Pancasila Sakti selama kurun waktu pemerintah Orde Baru,
menyebabkan sang pancasilais menjadi barang langka dan nyaris ditelan bumi
hidup-hidup. Semangkin tidak tahu, sang pancasilais lahir dari rahim rakyat
atau keluar sebagai produk formal, rekayasa politik negara berbentuk
penyelenggara negara.
Rakyat tidak tahu, di
periode 2014-2019 ini, pihak yang mengurus negara berarti telah lulus ujian
Pancasila. Ataukah Pancasila diformat ulang dan disederhanakan menjadi bentuk
revolusi mental. Nanti tunggu apa kata sejarah. Terlebih peringatan harlah
Pancasila ke-71 bersamaan dengan beredarnya bawang merah disejumlah daerah. Sinyalemen
pedagang bawang merah, bahwa bawang merah impor nggak enak dan kurang sedap. Penikmat lebih menyukai bawang merah lokal.
Lidah rakyat tak dapat ditipu. Bayangkan, jika bawang merah sebagai bumbu
dapur, sebagai penyedap alami, kalau kurang sedap, apa reaksi dan kata lidah
yang memang tak bertulang. Terbukti, yang lokal belum tentu kalah kualitas
dengan yang impor.
Rakyat sekarang hanya tahu,
Pancasila mau diapakan, mau dikemanakan, mau dibagaimanakan, menjadi urusan
MPR. Tidak ambil pusing, tidak mau repot. Yang repot karena masih jadi bahan
ajar. Indeks kepancasilaan bangsa dan Negara bisa ditakar secara internasional.
Seperti biasa, negara tak bergeming dengan perolehan angka indeks. Cuma bisa bangga,
jika memiliki indeks tertinggi di ASEAN. Tetap santai jika indeks menunjukkan
keterpurukkan. Bangsa masih sedang dalam proses berpolitik dan belajar politik.
Karena Pancasila digali dan dirumuskan berdasarkan dari apa saja yang ada di rakyat, jangan heran kalau orang merasa secara historis biologis, silsilah begitu lahir sudah pancasilais. Jika Pancasila menjadi bagian dari 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara, semakin membuktikan peran dan posisinya. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar