dicari
formulasi pemulih citra, pamor, martabat partai politik
Disela-sela berita fasik yang ditebarkan media
massa fasik milik partai fasik . . . salah! Begini saja, jika pembaca tak
sengaja membuka laman media dalam jaringan (daring), tak sengaja pula
mengetahui bahwa kadar penulis masuk kuadran dia tidak tahu bahwa dia tidak
tahu untuk apa menulis. Dengan bangga membangga-banggakan kesuksesan pemerintah
Jokowi-JK, terlebih dibanding dua periode sebelumnya. Memuja dan memujinya
liwat takaran jiwa sehat. Malah secara tak sengaja bak memutarbalikan fakta,
memrekayasa fakta. Berita jadi garing. Pelipur lara dengan baca berita olah
raga. Itupun kesuksesan bukan kita punya.
Ditengah arus bencana politik Nusantara, akibat
revolusi mental salah makan tuan, ditimpali arus berita tanpa berita, masih
terdapat virus kejujuran. Betapa nilai jual dan nilai tukar sudah sampai ambang
bawah, sudah akut. Ditengarai dengan gaya isak tangis pengharu rasa sampai
norak orator berhiba-hiba biar didakwa sedang memprihatinkan nasib bangsa dan
negara. Saham politik Nusantara babak belur, nyaris hanya menunggu keajaiban
belaka. Menanti belas kasih “dewa penolong” yang selama ini menjadi
penyokongnya. Menunggu kemanjuran doa rakyat, agar bangsa dan negara tetap
selamat. Walau bertebaran penghujat, penjilat sekaligus pengkhianat.
Di bulan Ramadhan 1437 H ini, memang sudah dari sono-nya, dimana yang mana daripada anak
bangsa masih kalah melawan bisikan setan yang terbelenggu. Semua akibat efek
domino revolusi mental yang mengentalkan daripada jargon “pejah gesang nderek parpol”. Parpol yang keluar dari kawah
candradimuka era orde baru, bukannya lepas dari pingitan. Bebas hanya sebatas
di atas kertas. Di lapangan menjelma menjadi macan ompong. Yang nasih punya
nyalis, punya taring, serta merta mendirikan parpol sendiri. Bahkan sampai
sekarang animo mendirikan parpol khusus peserta pesta demokrasi tak pernah
surut, susut dan mengendur.
Di jalur cepat degradasi atau dekadensimoral politik
Nusantara, ternyata masih banyak anak bangsa yang layak mengurus negara ini
dengan benar dan baik. Generasi pendatangyang bebas kutukan politik periode
megatega, megakasus. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar