Indonesia patut bangga, walau tak perlu besar kepala,
prestasi anak bangsa di luar negeri diakui dunia lain. Betapa dengan gerakan
senyap, bergerak dibawah baying-bayang, melakukan nego pendidikan dan kemanusian
mampu membebaskan sandera WNI yang disandera teroris di negara orang. Aksi heroik
ini menjadi rekor khusus. Menjadi pertimbangan akademis untuk dikembangkan
menjadi formula untuk mencekal berbagai ideologi yang tak sejalan dengan
revolusi mental.
Kesenjangan sosial, antara rakyat miskin dengan taipan
versi Nusantara, bak bumi dengan langit, sebagai faktor pemacu dan pemicu ideologi
aliran kiri. Perbedaaan kasta antara pribumi dengan pebisnis, sebagai lahan
empuk menyusupnya paham aliran kiri.
Cikal bakal atau bentuk baru alira kiri semakin mendapat angina
surga ketika ideologi Nusantara, liwat modus operandi partai politik, sebagai ideologi
Rp. Tujuan pertama dan utama gerakan parpol adalah merebut kekuasaan secara
konstitusional. Praktik parpol berdampak pada rasa persatuan dan kesatuan yang
semakin semakin rawan, rentan, riskan., ringkih.
Gerakan parpol berbasis atau mulai dari desa/kelurahan,
tentunya bukan dengan semangat koperatif, tetapi tidak mengabaikan politik
transaksional, politik bagi hasil, politik balas jasa, balas budi sekalgus
politik balas dendam.
Gerakan radikal bebas aliran kiri menyusup melalui darah
manusia, melalui asupan religi dengan misi permurtadan, mengkatalisasi berbagai
mahzab dalam suatu agama. Formula pendidikan dan kemanusiaan mengandalkan ruang
gerak media massa bayaran, memanfaatkan warisan ideologi aliran kiri peningggalan
leluhurnya. Dinasti politik membuktikan bahwa ideologi sudah mendarah daging
dalam keluarga. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar