tidak bisa disandingkan, jakmania vs teman ahok
Memang betul kawan, antara Jakmania dengan Teman Ahok tidak bisa
disandingkan, tidak pantas dibandingkan, maupun tidak layak ditandingkan. Bukan
karena keduanya bukan pelaku sejarah, tetapi mampu mempengaruhi jalannya
sejarah ibu kota NKRI.
Kemungkinan anggota Jakmania dan Teman Ahok adalah orang yang sama, rasanya
menarik untuk naik banding, laik banding.
Jakmania yang adalah pendukung tim Persija, yang selalu memenuhi stadion di
manapun, kapanpun, jika Persija berlaga, tentunya masuk kategori secara politis
: wong cilik; secara ekonomi :
masyarakat papan bawah; secara sosial : strata rakyat jelata. Mereka tidak
terikat pada periode kepengurusan Persija, tidak ambil pusing siapa Ketua Umum
PSSI. Bahkan tidak ada pengaruhnya siapapun menpora-nya.
Jakmania bukan relawan yang mengandalkan politik transaksional. Mereka
tidak mengenal jasa jual beli suara. Daya dan semangat kedaerahannya memang
kental, walau tanpa primordialisme utawa perasaan
kesukuan yang berlebihan. Imbal jasa yang diharapkan adalah tim kesayangannya mampu
melibas lawannya. Laga tandang dengan kesebelasan musuh bebuyutan Persija, Jakmania
menjadi pasukan berani mati.
Jakmania seolah tidak rela jika saat laga
kandang lawan tim musuh bebuyutan, tim kesayangannya keok. Berakhir seri tetap
mengundang laku anarkis. Mereka tidak rela tim lawan menguasai lapangan sepak
bola. Mereka semakin tidak ikhlas jika kesebelasan lawan keluar sebagai juara.
Bagaimana dengan semangat kebangsaan atau
kedaerahan Teman Ahok? Pembaca lebih paham. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar