jangan ragu, serahkan urusanmu kepada Allah
Menghadapi urusan dunia, manusia seolah tidak punya pilihan. Seperti mau
tak mau harus diselesaikan, jangan dihindari. Mengambil suatu keputusan untuk
bertindak, merasa sebagai hasil alternatif dan solusi yang terbaik. Ketika kita
menjalani kehidupan, sebuah pilihan sesuai kata hati atau bisikan jiwa kita,
tetapi setelahnya ternyata bukan pilihan tepat. Karena .mungkin, kita langsung menangkap
dan memanfaatkan kesempatan pertama yang di depan mata. Atau mungkin kita lebih
pilih mana yang lebih nyaman, aman dan dengan risiko minimal. Atau seolah kita
mampu menerawang betapa nanti hasilnya. Mampu menakar keuntungan yang akan
diraih.
Soal bagaimana menentukan pilihan, ada baiknya kita simak Firman Allah di
Al-Qur’an yang maknaya adalah [QS Al-Baqarah (2) : 216] : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu
adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”. Kita petik hikmah bahwa dampak
pilihan berpulang kepada diri sendiri.
Tak salah jika waktu yang kita punyai terasa masih
kurang. Semakin satu urusan terselesaikan menanti urusan berikutnya. Terkadang
menyelesaikan suatu masalah, dengan kadar prfesional diri, seolah malah
mendatangkan masalah lain. Kita sadari, kita semakin melangkahkan kaki, semakin
masuk ke dunia yang serba bermasalah. Masalah tak kunjung henti. Ini semua dimungkinkan
karena kita hanya fokus pada urusan dunia.
Lantas, bagaimana kita memilih dan memilah urusan, agar jangan seperti
mengejar kita, bahka yang mengatur kita. Ternyata ada rumusannya, yaitu
menyeimbangkan urusa dunia dengan urusan
akhirat. Urusan dengan Allah, terutama dan utama adalah komunikasi dalam
bentuk sholat 5 waktu. Manajemen urusan tersurat dalam terjemahan [QS Alam
Nasyrah (94) : 7] : “Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. Bisa juga dimaknai apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka
kerjakanlah urusan akhirat. Ingat, dalam perjalanan dan pergantian waktu, utamakan
urusan dengan Allah. Bahkan kita dalam kondisi apapun wajib ingat Allah.
Jangan diartikan bahwa ada batas,
sekat, beda bagi waktu antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Tak heran ada
yang mengatakan untuk urusan akhirat, nanti setelah tua, setelah memasuki
pensiun, atau kalau dikerjakan dalam skala harian nanti kalau ada waktu luang.
Wajar kalau manusia ingin bersegera bisa berhubungan dengan orang lain untuk
berbagai kepentingan dunianya. Ingin urusan cepat selesai, tidak makan waktu,
tidak bertele-tele.
Akankah urusan dunia bisa
dikerjakan secara paralel dengan urusan akhirat? Justru karena Allah-lah kita
berbuat di muka bumi ini. Apapun yang kita lakukan semampu kita, secara loyal
dan total, adalah ikhtiar melaksanakan perintah-Nya. Apapun yang tidak kita
lakukan, kita hindari dengan sekuat upaya, sebagai wujud nyata menjauhi segala
larangan Allah.
Masih ingatkah kita akan cuplikan sunnah Rasul, maknanya jika
kita mendekat kepada Allah sejengkal, maka Allah akan mendekati kita sehasta. Andai kita mendekat kepada Allah sehasta,
maka Allah akan mendekati kita satu
depa. Kalau kita mendatangi Allah dengan berjalan, maka Allah akan mendatangi
kita dengan berlari.
Akhir tulisan, bukannya kita melupakan untuk apa kita
bekerja. Singkat kata perenungan ini sudah dijawab oleh Allah SWT melalui [QS Al Insyiqaaq (64) : 6] : “Hai manusia,
sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka
pasti kamu akan menemui-Nya.*)”
*) Maksudnya:
manusia di dunia ini baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada
Tuhannya. Dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima
pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.
Kita sebagai hamba Allah yang
akan kembali kepada-Nya, untuk urusan dunia maupun urusan akhirat, wajib
berusaha dan berusaha secara total, soal hasil menjadi hak
prerogatif Allah, hak mutlak Allah. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar