Halaman

Selasa, 07 Juni 2016

jawaban spontan, bukti daya nalar anak didik SD = reaksi ucap terdidik S2



jawaban spontan, bukti daya nalar anak didik SD = reaksi ucap terdidik S2

Berbagai kejadian kita alami tiap hari yang nyaris masuk kategori konyol. Betapa tidak atau bahkan semakin bertambah konyol, karena pelakunya tidak pandang bulu, tidak membedakan jenis kelamin, semua penyandang pendidikan formal terlibat, begitulah. Contoh nyata di jalan raya. Para pengguna jalan, apa bedanya premotor dengan premotor lainnya jika bergegas menuju tujuannya. Ulah sopir angkutan umum yang berebut uber setoran dibanding gaya mobil pribadi yang keburu waktu ke tempat janji, cuma beda tipis.

Di lingkungan tempat tinggal, juga acap kita jumpai kejadian yang tidak masuk akal namun dapat kita cerna dengan tangan hampa.

Sesuai judul, konon ada anak didik SD, entah klas berapa, peringkat keberapa di klasnya, sebut saja panggilannya Puan. Karena wanita. Sore itu di rumah Puan kedatangan tamu, mencari mbahnya. Jawabab spontan Puan :”Mbah lagi beol”. Sang tamu sebut nama diri dan titip pesan buat mbahnya Puan. Tak lama setelah tamu balik, mbahnya Puan menegur : “Kalau ditanya mana mbah, jawab sedang di kamar kecil, jangan jawab asal seperti tadi”.  Namanya anak zaman sekarang, tak mau kalah dengan menjawab :”Iya, tadi mbah di kamar mandi kan sedang beol”. Rasanya tidak ada yang salah dan juga tidak seratus persen benar.

Kejadian perkara lain, konon pula, siang hari pas hari libur, seorang suami bilang ke isterinya mau masuk kamar, ada perlu. HP suami di meja belajar berdering, sang isteri yang menyandang gelar akademis S2, melihat si penelpon dia kenal. Bukannya panggil suami, HP diangkat, disapa, langsung ada jawaban dari seberang :”Mana suamimu?”. Spontan sang isteri menjawab santai satu kata: “Tidur”. Si penelpon hanya komen :”Siang-siang tidur”.

Sang suami yang sedang “tidur” sesuai firasat isterinya, bergegas keluar kamar. Sayang, HP sudah terputus. Sang suami hanya menarik nafas, dengar pembicaraan sang isteri dengan si penelpon, yang memang teman mereka berdua,  Rasanya tidak ada yang salah dan juga tidak seratus persen benar.

Bagaimana komen pembaca, yang mungkin bisa mengalami kejadian yang lebih heboh, dahsyat dan menggelikan. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar