ramuan tahan lama dan
tahan kuat malu, racikan partai politik
Mungkin kita kurang
menyadari atau kurang mampu menyerap hikmah bahwa Indonesia sebagai negara
kepulauan, butuh tenaga ekstra untuk menjaganya. Kalau sepanjang pantai
Nusantara dijaga dengan sistem pagar betis rakyat, entah berapa lapis yang
terwujud.
Bagaimana ramahnya
lautan saat menyambut nelayan berburu ikan. Bagaimana perasaan hutan ketika
anak bangsa mengundulinya. Bagaimana rasa rendah dirinya anak bangsa menghadapi
serbuan TKA, menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Bagaimana harga diri bangsa
ketika TKW/TKI menjadi budak di negera asing. Bagaimana ganas dan garangnya
kawanan parpolis menghadapi lawan politik, seolah akan ditelan mentah-mentah,
akan dilumat hidup-hidup.
Tukang survei, walau
ada yang bayar gede, disinyalir kewalahan untuk mencari titik lemah mengapa,
bagaimana, kena apa sampai SBY bisa bertahan 2 (dua) periode sebagai presiden.
Sesuai kebijakan tentang masa jabatan presiden liwat pemilihan presiden. Heran
juga, kalangan akademisi belum ada yang menjadikan 2 (dua) periode SBY sebagai
bahan disertasi atau apapun stratanya. Tanpa diminta, banyak penjilat beraroma
penghujat sekaligus penghujat beraroma penjilat, mampu membandingkan kesuksesan
satu tahun Jokowi dengan 2 (dua) periode SBY. Ayo tepuk tangan.
Aturan main di
panggung, industri, syahwat politik Nusantara, yang semula seolah sesuai asas
pengkaderan di internal partai, dengan datangnya kutu loncat politik model ‘tinggal
gelanggang colong playu’. Masa jabatan walikota belum tuntas, ikut pilgub dan
berhasil. Jabatan gubernur belum jatuh tempo, ybs dijagokan oleh parpol
tertentu ikut pesta demokrasi 2014, dan sukses.
Kisah sukses Jokowi,
terhitung sebagai walikota Surakarta, menjadikan antrian kader politik porak
peranda. Antisipasi yang dilakukan para oknum ketua umum partai politik adalah
menambah kewenangan, hak prerogatif diberlakukan dengan cerdas dan gemilang.
Ingat iklan KB yaitu
cukup 2 (dua) anak atau keluarga catur warga (ayah, ibu dan dua anak), disematkan
di dada pejuang politik menjadi cukup 2 (dua) periode. Kondisi inilah yang
menjadika oknum anak bangsa berani malu. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar