Membangun Stigma Buruk
Tak bisa dibayangkan jika pola pendidikan yang memadukan ilmu formal dengan
ilmu agama dicurigai sekaligus dimata-matai. Pemerintah dengan ringan tangan
membakukan stigma ekstremis atau radikalis kepada pihak pesantren. Alasannya,
sejumlah teroris pernah belajar di pesantren.
Kesimpulan tersebut terlalu terburu-buru. Harus diingat
bahwa ada jutaan anak bangsa yang mengenyam pendidikan pesantren di berbagai
daerah. Dengan adanya stigma buruk ini, lembaga pesantren sudah pasti
tercoreng.
Pemberian stigma seperti ini bukan hal baru. Dulu
penjajah Belanda menyebut pejuang Indonesia dengan ekstremis. Dikenal pula kata
inlander. Jangan sampai pemberian stigma seperti ini terjadi lagi. Pemerintah
harus belajar dari masa lalu. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar