efek domino revolusi mental, reduksi
daya berbangsa dan bernegara
Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, jasa pendahulunya, jasa
pendiri bangsa, jasa pemimpin bangsa, jasa pejuang tanpa pamrih, jasa politikus
tanpa jabatan formal. Bangsa yang besar dan berkemajuan, selalu diawali dengan
gagasan baru. Berkeinginan untuk lebih baik daripada periode sebelumnya. Berbagai
perubahan didasari dengan pemikiran baru, gagasan baru, tanpa harus menanggalkan gaya lama.
Bangsa yang
berkemajuan adalah bangsa yang selalu mengembangkan konsepsi berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat yang eavaluatif, antisipatif, dan prospektus. Benang
merah antar zaman, antar generasi, antar periode, antar pemerintah merupakan
pemantapan tiap tahapan. Produk baru muncul dari hasil resultan produk lama. Varian
baru selalu muncul jika kita ikhlas berkompetisi secara jujur, sehat dan
cerdas. Mengunggulkan produk lama berkonotasi bahwa bangsa ini seolah tak mampu
berpikir, dianggap tak mampu membuat konsepsi yang merakyat.
Dampaknya, terjadi
pembiaran masuknya pemikiran asing, bebas melenggang masuk budaya mancanegara
yang menawarkan surga dunia. Tekanan dalih perdagangan bebas dunia, masyarakat
ekonomi ASEAN, arus masuk tenaga asing menganggap bangsa ini berdaya tarik
komersial. Indonesia boleh bangga politik luar negeri yang bebas aktif diakui
dunia. Tidak diimbangi dengan geliat politik dalam negeri. Banyak pelaku,
pemain dan pekerja politik merasa paling berjasa. Merasa berhasil menyelesaikan
masalah bangsa dan negara di mata dunia dan terekam media masa bayaran.
Bangsa Indonesia
gemar menatap kaca spion saat berlomba dengan negara lain di jalur cepat.
Membanggakan jasa nenek moyangnya. Menepuk dada dengan banyaknya jumlah
penduduk. Merasa bisa berdiri di barisan depan, memberi aba-aba. Jadi tolok
ukur kemanfaatan revolusi mental, minimal tugas KPK menjadi semakin ringan.
Sehingga KPK hanya sebagai tukang stempel atas pemerintahan yang bersih. Sekaligus
terseleksi mana partai politik yang pejuang dan mana yang sekedar sebagai mata
pencaharian.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar